Rabu, 12 September 2012

Kajian Pendekatan Ekspresif Dalam Drama Cahaya Rembulan

ganz, 13/09/2012

Nama            : GUNTUR MERUNTU
NIM               : 11 314 115
Kelas             : C
MK                 : PENGKAJIAN DRAMA

TUGAS 1

1.    Pengertian pengkajian drama menurut kamus besar Bahasa Indonesia!
Jawab:
 - Pengkajian : suatu proses menelaah, meneliti atau mempelajari
 - Drama :  *  komposisi syair/prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan  watak melalui tingkah laku (akting) / dialog yang dipentaskan
*  cerita atau kisah, terutama yang melibatkan konflik hingga emosi, yang khusus disusun untuk dipentaskan
      Jadi, pengkajian drama menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah suatu proses menelaah, meneliti atau mempelajari cerita atau kisah yang melibatkan konflik hingga emosi yang khusus untuk dipentaskan.
2.    Pengertian pengkajian drama menurut ahli sastra!
Jawab:
-          Aminudin (1995:39):
Kegiatan mempelajari unsur-unsur dan hubungan antar unsur dalam karya sastra dengan bertolak dari pendekatan, teori dan cara kerja tertentu
-          Talha Bachmid (1990:1-16):
Suatu proses menelaah kaidah bentuk, seperti unsur alur dan pengaluran, tokoh dan penokohan, latar ruang dan waktu serta perlengkapan, dalam kaitannya dengan bahasa dramatic
-          Zaidan (2000)
Kegiatan mempelajari salah satu ragam sastra dalam bentuk dialog yang dimaksudkan untuk dipertnjukkan di atas pentas

3.    Kesimuplan pengertian pengkajian drama menurut diri sendiri!
Jawab:
Suatu kegiatan menelaah unsur-unsur yag saling mendukung dan berkaitan dalam karya sastra yang dipentaskan dengan berlandaskan pada teori, pendekatan serta pola piker tertentu yang selaras dengan pengetahuan landasan.

TUGAS 2 : Mengkaji Drama.

Lakon Remaja
Cahaya Rembulan
oleh Rusmila

- Abdullah (Lelaki)
- Fatimah
- Aisyah
- Hasan
- Bi Inah
- Lelaki Berjubah Putih
- Bartender
- Teman bartender
- Sopir
- Petugas rumah sakit


PROLOG
LELAKI ITU DUDUK SENDIRIAN DI SUDUT PUB DENGAN SEBATANG ROKOK YANG TERSELIP DI JEMARINYA. SEBENTAR-SEBENTAR BOLA MATANYA MENGERJAP SERAYA MENGGELENG-GELENGKAN KEPALA, SEOLAH HENDAK MENGENYAHKAN PIKIRAN YANG MEMENUHI ISI KEPALANYA. INGIN IA LARI DARI SEMUA PERSOALAN, MEMBEBASKAN DIRI DARI SEGALA MACAM BEBAN YANG MENDERA. AKAN TETAPI, LELAKI ITU TAK PERNAH BERHASIL.

BABAK I
DI PUB BAR

ABDULLAH (Sambil setengah mabuk)
Hei … bartender, tambaah lagi birnya!

BARTENDER MENUANGKAN BIR KE GELAS LELAKI ITU

LELAKI (Meneguk bir di gelasnya dengan sempoyongan)
Ka … mu tau, siapa saya he … he?

SAMBIL MENEPUK DADA. BARTENDER HANYA TERSENYUM
LELAKI 
Sa … ya, sa … ya seorang lelaki sukses. Kamu,  kamu tau, perusahaan saya besaaar sekali. Istri saya artis top. Anak-anak saya cantik dan ganteng.Saya punya uang banyak, berlimpah.

BERDIRI SEMPOYONGAN. LELAKI ITU KEMBALI MEYODORKAN GELASNYA YANG SUDAH KOSONG.

BARTENDER (Memegang bahu lelaki)
Tuan sudah mabuk, sepuluh gelas sudah cukup, Tuan.Sebaiknya Tuan pulang saja.

LELAKI (Menepis tangan bartender)
Pulang …? Mabuk …? Akh, … kau gila. Aku tak mungkin mabuk. Aku ini ….

LELAKI TERJATUH. SI BARTENDER  DAN BEBERAPA PEGAWAI PUB ITU SEGERA MENGGOTONG LELAKI ITU KELUAR.  MEREKA MENCARI SOPIR LELAKI ITU YANG SETIAP MALAM SETIA MENEMANINYA.

BARTENDER
Ini bos Anda, bukan?

MENUNJUK LELAKI YANG DIGOTONG TEMAN-TEMANNYA

SOPIR  (Mengangguk)
Teler lagi, Tuan? (Sambil membukakan pintu mobil, Bartender dan kawan-kawannya meletakkan lelaki itu)

KAWAN BARTENDER   
Gila ya, bos kamu itu, tiap malam tak pernah absen dari teler.  Sudah, bawa pulang sana!

SOPIR                         :    
Terimakasih Tuan-tuan! 

TANCAP GAS DAN PERGI

BABAK II
DI MOBIL (DI JALAN)

LELAKI
Eeh … eeh.Di mana, aku? (Setengah sadar)

SOPIR 
Bos, kita akan pulang.

LELAKI 
Pulang?.  Ah, kau, Mir!  Memang aku punya rumah tempat aku bisa pulang?Memang ada yang menunggu aku pulang?Paling-paling si Inah, istri kamu yang ada.
Mir, sudah, kita muter ke pub aja lagi.

SOPIR (Memegang kepala)
Tuan, itu tidak mungkin.  Saya tidak mau diusir sama pegawai pub.

LELAKI (Memelototkan mata)
Diusir? Hei …, apa salah kamu, Mir?

SOPIR  (bingung) 
Anu, Tuan, maksud saya, saya tidak mau kembali ke pub karena di tempat itu tadi saya lihat banyak polisi.Saya takut kena razia atau diusir.

LELAKI (Melonggo) 
Oo … oo … oo!  Kukira kau diusir.  Kalau begitu kemana ja deh, Mir!  Pokoknya aku tidak mau pulang.Rumah besar itu seperti neraka buatku.

SOPIR
Baik, Tuan.

MOBIL YANG DITUMPANGI LELAKI ITU MELAJU MEMBELAH MALAM.  TAK JELAS ARAH YANG MAU DITUJU. AMIR, SANG SOPIR.  MEMBAWA  MOBIL ITU  HANYA  MENGIKUTI SUARA HATINYA SAJA.  JIKA HARUS BERBELOK, MAKA  IA  MEMBELOKKAN  MOBILNYA.  JIKA  HARUS  BERHENTI  IA PUN MENGHENTIKAN MOBILNYA. SEMENTARA, LELAKI ITU TERTIDUR DENGAN LELAPNYA.

BABAK III

SEORANG LELAKI BERPAKAIAN PUTIH (LBP) MEMUTAR-MUTAR BUTIR TASBIH MENDEKATI LELAKI ITU DAN BERBICARA DENGAN SUARA YANG LIRIH.

LBP
Abdullah, bangun! Bangun Abdullah! Bangun!

LELAKI (Terkejut, mundur ke tembok putih) 
Si … si …siapa engkau, wahai lelaki berjubah putih?

LBP
Aku adalah Kamu, Abdullah.Aku adalah suara hatimu.Aku adalah nafasmu.  Aku adalah Kamu …

LELAKI
Bohong.Kamu hantu, iblis, syaitan.  (Suara keras)

LBP
Abdullah! Aku memang Kamu.Bagian lain dari hati nuranimu.Lihat … lihatlah aku dengan seksama.

LELAKI MEMANDANG LEKAT-LEKAT KE LBP

LBP
Abdullah,  Kamu sudah sangat jauh tersesat.  Apa yang Kamu cari?  Semua sudah Kamu punya.Kamu menyiksa dirimu sendiri.Mengapa Kamu begitu bodoh menjerumuskan dirimu?  Sadarlah! Lihatlah dirimu, tanyalah hati nuranimu.

LELAKI (Tertunduk, menggumam) 
Iya, apa yang kucari! Dunia sudah kuraih.  Lalu apa lagi?

LBP (Berbicara pelan)
Kedamaian  dan iman.  Itulah yang hilang dan coba kamu cari.Dunia yang kamu raih ternyata membuat dirimu lupa.Sadarlah dirimu.Kembali kekeluargamu.  Di sana ada cinta yang kamu lupa.  Dia bidadari yang selalu berdoa di tiap malamnya.  Pulanglah,  Abdullah!

TIBA-TIBA SOPIR MENGEREM MOBIL DENGAN MENDADAK DAN TERJAGALAH LELAKI ITU DARI MIMPINYA.

LELAKI  (Melotot marah) 
Apa … apaan kamu, Mir!  Bawa mobil tidak hati-hati.Aku belum mau mati.

SOPIR
Maaf, Tuan.

LELAKI (Dengan mata menerawang) 
Mir, kita pulang dan jangan bertanya.

SOPIR  MEMUTAR MOBIL TANPA BERANI BERTANYA TENTANG KEPUTUSAN PULANG TUANNYA

BABAK IV

DI RUMAH LELAKI. KETIKA MOBIL LELAKI ITU MEMASUKI GERBANG SEBUAH RUMAH BESAR,  SAYUP-SAYUP DIDENGARNYA SUARA MERDU ORANG MENGAJI.

LELAKI (Wajah bingung) 
Kamu tahu suara apa itu, Mir?
SOPIR
Anu, Tuan. Itu suara orang mengaji!  Suara neng Fatimah, Tuan.

LELAKI
Fatimah.  Putri bungsuku?
(Masih heran) 
Kapan dia pulang?

SOPIR
Iya, Tuan
(sambil membuka pintu rumah)
Dia Sudah pulang tiga hari yang lalu dari pondok pesantren.Tuan tidak bertemu dengannya?

SOPIR  (Bergumam) 
Bagaimana bisa bertemu,  jika sudah tiga hari ini tuan tak pulang-pulang!

LELAKI ITU  BERJALAN MEMASUKI RUMAH  BESARNYA. DIA  MENUJU  KAMAR PUTRINYA – FATIMAH – DI LANTAI TIGA RUMAHNYA.  LELAKI ITU MEMATUNG DI DEPAN PINTU KAMAR FATIMAH.

FATIMAH  (Membaca Q.S. Al-Baqorah : 1 – 7. Tiba-tiba matanya menangkap sesosok bayangan hitam di depan pintu kamarnya).
Ayah?!Benarkah Ayah?!

FATIMAH BERLARI MENCIUM LENGAN AYAHNYA

LELAKI  (Mengusap kepala Fatimah) 
Fatimah, anak ayah (GUMAMNYA).

FATIMAH
Masuklah ayah.  Fatimah kangen sama ayah.  Ayah kurusan
(memegang-memegang tubuh ayah) 
Sakit?

LELAKI MENGGELENG LEMAH. FATIMAH MENUNTUN LELAKI ITU MASUK. MENDUDUKKANNYA.  MELEPASKAN SEPATUNYA, BAJUNYA, DAN SELURUH PAKAIANNYA, LALU BERLARI KE KAMAR MANDI MEMBAWA SATU BASKOM KECIL AIR.  MENYEKA TUBUH LELAKI ITU. MEMAKAIKAN PAKAIAN YANG BERSIH KEPADANYA.

LELAKI  (Menangis) 
Maafkan ayah, Fatimah.  Ayah … (tersedu-sedu)

FATIMAH 
Ayah, mengapa harus minta maaf?  Manusia itu tempatnya khilaf!  Alhamdulillah, ayah sudah pulang!  Fatimah senang.

LELAKI (Tersedu-sedu). 
Apa yang kamu baca?  Bolehkah ayah tahu..

FATIMAH
Al-Quran.Buku Allah yang diberikan-Nya untuk dibaca manusia.Ayat yang Fatimah baca tadi menerangkan tentang keberadaan Al-Quran.Itulah petunjuk dan pegangan hidup bagi manusia.  Ayah masih sering membacanya?

LELAKI (Menggeleng)
Ayah lupa dengan-Nya.

FATIMAH (Menghapus air mata ayah).
Allah itu maha pemaaf.  Dia tak akan pernah lupa   pada hamba-Nya yang khilaf.  Fatimah senang ayah pulang.Artinya, kita bisa sahur bersama untuk menyongsong hari pertama Ramadhan tahun ini.Walaupun cuma berdua.

LELAKI
Apa maksudmu cuma berdua, Fatimah?.Bukankah ibumu juga kedua kakakmu ikut sahur bersama kita malam ini?
HERAN

FATIMAH (Tertunduk dalam).
Ayah, Ibu …

BERHENTI

LELAKI
“Kenapa dengan Ibumu?”
SETENGAH MEMBENTAK

FATIMAH
Ibu, tadi siang dibawa ke rumah sakit jiwa.  Beliau stress, ayah! Tadi beliau mengamuk hebat begitu tahu, mba Aisyah hamil dan mas Hasan ditangkap polisi saat sedang pesta ganja dengan teman-temannya.

LELAKI TERKULAI LEMAS

BABAK V

DI RUMAH SAKIT JIWA, SETELAH  MENJALANI  PROSES  HUKUM,  HASAN    MENGALAMI    PERAWATAN    INTENSIF   DI TEMPAT REHABILITASI KETERGANTUNGAN OBAT.  SELAMA ENAM BULAN DI SANA, AKHIRNYA IA SEMBUH. SEMENTARA,  AISYAH  TELAH  MELAHIRKAN  SEORANG  BAYI  PEREMPUAN  YANG CANTIK.  DAUD JUGA BERSEDIA    BERTANGGUNG   JAWAB   TERHADAP   ANAK  ITU.  FATIMAH   TERUS  MENGAJAR  AYAHNYA MENGAJI.  RUMAH ITU KEMBALI BERCAHAYA.  MESKI IBU MASIH HARUS DIRAWAT.SUATU SORE YANG CERAH.  FATIMAH LAGI ASYIK BERMAIN-MAIN DENGAN  BAYI KECIL AISYAH.  TIBA-TIBA TERDENGAR BUNYI TELEPON.
Kring … Kring … Kring

AISYAH (Setengah berteriak).
Bi Inah, tolong angkat teleponnya.

BI INAH  (Berlari-lari kecil)
Iya, Non.  “Assalamualaikum”.Cari siapa?

BI INAH TAMPAK MANGGUT-MANGGUT

 AISYAH 
Dari siapa, Bi?

BI INAH
Anu, Non. Dari rumah sakit tempat ibu dirawat.Katanya penting.

AISYAH  (Beranjak dari tempat duduknya)
Ya …, saya anaknya ibu Khadijah. Ada apa, ya?

SUARA DI TELEPON

(PEGAWAI RS)
Begini.Bisakah Anda ke rumah sakit sekarang. Ada sesuatu dengan ibu Anda!

AISYAH 
Ba … baik. Saya ke sana segera!

Tut … tut … tut … (telepon ditutup)

SORE ITU, MEREKA SEKELUARGA BERGEGAS PERGI KE RUMAH SAKIT. SEPANJANG PERJALANAN MEREKA DIHANTUI PERTANYAAN BESAR: “ADA APA DENGAN IBU MEREKA?”. SUASANA RUMAH SAKIT TIDAK TERLALU RAMAI. MEREKA SEGERA MEMASUKI LOBI. BEBERAPA PETUGAS SEDANG BERJAGA.

HASAN 
Siang, Pak! Kami keluarga ibu Khadijah.Tadi kami dapat telepon dari sini. Ada apa dengan ibu kami.

TAMPAK KEKALUTAN TERCERMIN DARI WAJAHNYA

PETUGAS RS
O iya. Mari silakan ikut saya!

BERIRINGAN MEREKA MENGIKUTI LANGKAH PETUGAS RUMAH SAKIT. SETELAH MELEWATI BEBERAPA  KORIDOR, AKHIRNYA SAMPAILAH DI KAMAR PERAWATAN IBU KHADIJAH. WAJAH SELURUH ANGGOTA KELUARGA TAMPAK TEGANG. FATIMAH TAMPAK MENGAMIT AYAHNYA YANG BERJALAN GEMETAR.

PETUGAS RS  
Mari!

SAMBIL MEMBUKAKAN PINTU KAMAR DAN MENYILAKAN. MEREKA BERHAMBURAN MEMASUKI RUANGAN. SESOSOK TUBUH TERTUTUP KAIN PUTIH TERBUJUR KAKU DI ATAS RANJANG!

KELUARGA (Serentak)
Ibu ….!

TUBUH KAKU ITU DIPELUK BERAMAI-RAMAI OLEH MEREKA. IBU YANG MEREKA CINTAI TELAH PERGI. PERGI UNTUK SELAMA-LAMANYA! LELAKI ITU BERPALING DAN KELUAR RUANGAN.MENINGGALKAN TUBUH ISTRINYA YANG TERBARING KAKU.MENINGGALKAN LAGU TANGIS ANAK-ANAKNYA. ADA BENING AIR JATUH DI PELUPUK MATA LELAKI ITU.

LELAKI (Membenturkan dahi pada tembok ruangan)
Ya, Tuhan! Aku … telah berdosa! Aku … berdosa! Ampuni hamba! Ampuni hamba, ya Rob…!

FATIMAH (Keluar dari ruangan, mendekati ayahnya dan memeluknya)
Allah maha pengampun.Ibu juga pasti diampuninya. Ibu beruntung , Yah! Ia dipanggil oleh Allah di saat cahaya Ramadhan datang menyinari bumi!

RUANG DI RUMAH SAKIT ITU MULAI HENING. SUARA TANGIS TADI LAMAT-LAMAT HILANG BERGANTI DENGAN SUARA AZAN MAGRIB TANDA WAKTU BERBUKA PUASA TELAH TIBA.
SELESAI

Kajian Drama

a.       Setting panggung:
·         Pub
·         Rumah
·         Kamar tidur perempuan
·         Rumah Sakit Jiwa
·         Mimpi
b.      Perlengkapan:


·         Rokok
·         Kursi
·         Meja
·         Gelas
·         Bir
·         Mobil
·         Tasbih

·         Mukena
·         Al-Quran
·         Sepatu
·         Baskom kecil berisi air
·         Telepon
·         Kain putih
·         Ranjang Rumah Sakit Jiwa


c.       Kostum
·         Seragam bartender
·         Lelaki berpakaian rapi layaknya pengusaha
·         Seragam sopir
·         Pakaian putih
·         Seragam Rumah Sakit jiwa
d.      Tata rias
·         Pub (babak 1) :
-          Abdulah: rambut acak-acakan, wajah dirias dengan menampilkan raut wajah yang terlihat lelah, berbeban berat, banyak pikiran dan masalah serta dibuat kemerahan karena sedang mabuk
-          Sopir : wajahnya dirias pucat karena ketakutan
-          Bartender :
-          Teman bartender
·         Mimpi (babak 3)
-          LBP : dirias agar wajah terlihat bersinar dan bercahaya, potongannya dibuat rapi dan berwibawa serta bersahaja
-          Abdulah : wajahnya dirias pucat dan bingung karena kaget
·         Kamar tidur Fatimah (babak 4)
-          Fatimah : wajahnya dirias ringan dan biasa-biasa, menampilkan wajah gadis yang lugu, polos dan baik hati
-          Abdulah : awalnya masih dirias dengan tampilan yang acak-acakan namun setelah dibasuh oleh Fatimah, Abdulah dirias dengan menampilkan wajah orang yang kelelahan dan pusing sehabis mabuk
·         Rumah dan Rumah Sakit Jiwa(babak 5)
-          Fatimah : dirias dengan tampilan normal
-          Aisyah : dirias agar wajahnya terlihat pucat karena khawatir
-          Bi Inah : dirias sedikit kusam
-          Hasan : dirias dengan wajah yang tampak khawatir dan tegang
-          Abdullah : dirias dengan wajah yang kusut, kemerahan dan basah karena air mata
-          Petugas RS : dirias dengan tampilan petugas RS pada umumnya

Pengkajian Drama Dengan  Pendekatan Ekspresif

1.      Abdullah:
·         Perasaan : merasa kacau, sedih, menyesal, .
·         Masalah: Abdulah telah meraih dunia sehingga dibutakan denga hal itu. Ia kehilangan iman dan kedamaian bahkan ia sudah berhari-hari meninggalkan keluarganya. Ia menjadi sering mabuk-mabukkan dan tidak peduli lagi dengan kehidupan keluarganya.
·         Tanggapan terhadap masalah: pada awalnya segala kekacauan batinnya membuat ia menjerumuskan diri dengan pelampiasan yang salah yaitu dengan mabuk-mabukkan. Namun setelah ia “bertemu” dengan hati nuraninya, ia kemudian sadar dan kembali pulang. Ia kembali menjadi pribadi yang peduli pada keluarganya dan kembali memperhatikan anak-anaknya.
Namun semua perasaannya yang tenang kembali suram ketika mengetahui permasalan yang ada dalam keluarganya selama ia tidak pulang ke rumah, emosinya kembali terkoyak, perasaannya trpaksa harus menyatu dengan keadaan dan kenyataan yang harus dihadapinya dalam keluarganya.
Kemudian ia kembali diperhadapkan dengan keadaan yang sangat sulit, kenyataan yang begitu pahit harus diterimanya setah mendapati istrinya telah meninggal di RS.
2.      Ibu Khadijah:
·         Perasaan : stress, putus asa, depresi, merasa gagal.
·         Masalah : ia diperhadapkan dengan masalah yang pelik dengan rumah tangganya. Suaminya berubah menjadi seorang lelaki yang suka mabuk-mabukkan, anaknya Aisyah hamil di luar nikah, dan Hasan ditangkap polisi karena pesta ganja.
·         Tanggapan terhadap masalah: ia tidak mampu menghadapi dan menindaki masalah yang dihadapinya sehingga berujung pada dirinya yang menjadi gila dan membuatnya diangkut ke rumah sakit jiwa.
3.      Sopir:
·         Perasaan : iba, kasihan, peduli.
·         Masalah : sang sopir terjebak dalam tanggung jawabnya sebagai sopir Abdulah, dia harus patuh selalu apa yang diperintahkan oleh majikannya, meskipun terkadang ia menolak karena alasan-alasan tertentu.
·         Tanggapan terhadap masalah : terkadang menggerutu karena takut menyampaikan secara langsung apa yang diketahuinya kepada majikannya karena takut menyinggung dan lebih memilih patuh pada majikannya.
4.      Fatimah :
·         Perasaan : tegar, tenang, senang, gugup.
·         Masalah : Fatimah harus tetap terlihat tegar didepan ayahnya, karena dia harus memberitahukan secara langsung apa yang sedang terjadi dengan ibu dan kakak-kakaknya.
·         Tanggapan terhadap masalah : perasan bahagia dia luapkan didepan ayahnya berhubung ayahnya telah kembali ke rumah setelah beberapa hari tidak kembali ke rumah, namun perasaan bahagia tersebut seolah hanya sejenak dan sirna ketika dia harus memberitahukan apa yg terjadi dengan keluarga mereka semenjak ayahnya tidak pulang ke rumah.
Setelah beberapa bulan Fatimah harus menghadapi kenyataan yang sama seperti keluarganya yang lain bahwa ibunya telah meninggal.
5.      Aisyah :
·         Masalah : hamil diluar nikah, ia pun harus mulai mebiasakan diri sebagai orangtua dari anak yang dilahirkannya.
·         Tanggapan terhadap masalah : mencoba tenang dengan masalah keluarganya, dan harus tetap sabar menanti ibunya yang dirawat di RS jiwa. Rasa khawatir mulai menghantuinya ketika ia medapat berita dari pihak RS tentang kondisi ibunya, dan memintanya untuk datang ke RS. Perasaan sedih menyelimutinya sama seperti keluarganya yang lain bahwa ibunya telah meninggal.



6.      Hasan :
·         Masalah : menjalani  proses  hukum dan mengalami perawatan intensif di tempat rehabilitasi ketergantungan obat, setelah selama enam bulan ia direhabilitasi dan sembuh, ia harus menhadapi kenyataan ibunya dirawat di RS Jiwa.
·         Tanggapan terhadap masalah : kaget ketika ia dan keluarganya pergi melihat ibunya di RS setelah Aisyah mendapat berita dari pihak RS dan meminta mereka untuk melihat ibunya yang sedang dirawat. Wajah ketakutan pun tercermin di wajahnya ketika bertanya pada petugas RS. Tangisan dan kesedihan harus dihadapinya sama seperti anggota keluarga lainnya bahwa ibunya telah meninggal.
7.      Bartender :
·         Perasaan sabar dan tetap tenang.
·         Masalah : berusaha menyadarkan Abdulah kalau ia telah mabuk berat, dan takut menyinggung perasaannya.
·         Tanggapan terhadap masalah : tetap tenang walaupun orang yang dihadapinya telah mabuk berat.
8.      Teman bartender :
·         Terkesan angkuh dan tegas, dengan lantang dia menilai Abdulah yang telah mabuk berat.
9.      Bi Inah :
·         Perasaannya bingung dan tegang sesaat setelah mendapat telepon dari RS.
10.  Petugas RS :
·         Tenang dalam mengantar keluarga Abdulah sampai ke kamar Ibu Khadijah.












1 komentar: